Laman

Search This Blog

Postingan Populer

Bersabar Jika Tertimpa Musibah

Banyak diantara kaum muslimin yang jika dia tertimpa musibah dia akan menjauh dari Allah dan sampai berburuk sangka kepada Allah. Padahal suatu musibah itu didatangkan oleh Allah kepada seseorang itu untuk menguji hambanya seberapa kuat iman dari seorang hamba tersebut.

Seperti dikutip dalam hadist
" Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa kaum mu'minin pria atau wanita, yang mengenai dirinya, hartanya, anaknya, tetapi dia tetap bersabar, dia akan menemui Allah dalam keadaan tiada berdosa" HR Turmudi

Kebanyakan manusia memahami musibah hanya sebatas perkara-perkara dan kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan, menyusahkan, menyulitkan dan menyedihkan, menghancur luluh lantakkan segala yang ada diatas bumi. Pemaknaan seperti ini tidak seluruhnya salah,karena memang istilah musibah tersebut telah mengambil konotasi negative diatas dalam porsi yang cukup besar, pasalnya amat sedikit manusia yang menyadari bahwa kesenangan, kegembiraan, harta kekayaan hingga kesehatan dan ilmu pengetahuan pun adalah musibah (ujian) atas dirinya.

Ibnu Manzhur dalam LisanulArab (1/534) bahwa setiap yang turun dari atas ke bawah dan musibah adalah setiap yang terjadi sepanjang masa. Dalam kitab Tasliyah Ahli Mashaaib(1/13) disebutkan bahwa hakikat musibah adalah hal-hal yang tidak disukai. AlQurthuby mengatakan segala sesuatu yang menyakitkan menimpa orang beriman. Diriwayatkan dari Ikrimah secara mursal: “Pada suatu malam lampu tempel di rumah Rasulullah padam, lantas beliau mengatakan: “Inna lillahi wa inna ilaihiraji’un,” kemudian dikatakan: Apakah telah terjadi satu musibah yang Rasulallah?Beliau menjawab: “Ya,segala sesuatu yang menyusahkan adalah musibah.”

Kebaikan- Keburukan sebagai fitnah

Fitnah adalah cobaan-ujian.Asal katanya berasal dari fatantual fidhdhah wa al dzahab artinya aku membakarnya (meleburkannya) kedalam api untuk memisahkan kadar elemen yang baik dan buruk (Lisanul Arab (13/317) .  Allah Ta’ala menjadikan kebaikan dan keburukan sebagai fitnah (ujian) untukmengetahui siapa yang baik amalnya danyang tidak. Firman-Nya:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُالْمَوْتِوَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwaakan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Qs. Al Anbiya’: 35)
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَوَالْحَيَاةَلِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs.Al Mulk: 2)
Banyak manusia yang ketika diuji dengan kesusahan ia bersabar, namun sedikit manusia yang ketika diuji dengan kesenangan ia bersyukur kecuali orang-orang yang dirahmati Allah Ta’ala dari kalangan orang-orang beriman. Contohnya Fir’aun yang kufur ketika diuji dengan kekuasaan, Qorun yang kufur ketika diuji dengan kekayaan, Bushaisha’ yang kufur ketika diuji dengan ilmu al Kitab, dan masih banyak contoh ujian-ujian yang menyangkut kekuasaan -pangkat dan jabatan-, kekayaan-emas, perak, tempat tinggal, kendaraan, sawah ladang-, popularitas -pengaruh dan pengikut-, kesenangan duniawi -kesehatan, kecantikan, isteri dan anak-anak-, dan lain sebagainya. Sebagai seorang mukmin sikap yang sebenarnya adalah:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِإِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُسَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُوَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًالَهُ  . رواهمسلم عن صهيب  7692
“Amat mengagumkan urusan orang yang beriman, semua keadaannya adalah baik. Hal itu tidak terjadi kecuali pada diri si mukmin. Apabila ia mendapatkan kesenangan bersyukur dan itu baik baginya, namun jika ia tertimpa kesusahan bersabar dan itupun baik baginya.” HR.Muslimdari Shuhaib ra (7692)
Oleh karenanya AllahTa’alaberfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْلَئِنشَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan(ingatlah juga),tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamubersyukur, pasti Kamiakan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamumengingkari (nikmat-Ku), makasesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Qs.Ibrahim: 7)
قَالَ هَذَا مِن فَضْلِرَبِّيلِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِوَمَنكَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Ia (Nabi Sulaiman) pun berkata: “Ini termasuk kurnia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi MahaMulia”. (Qs. An Naml:40)

Semua dari Allah Ta’ala

Kita meyakini bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan segala sesuatu dalam Lauh Mahfuzh semenjak lima puluh ribu tahun lamanya sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Maka apapun yang terjadi didalam kekuasaan-kerajaan-Nya dilangit dan di bumi tidak terlepas dari kehendak-Nya Tabaraka Wa Ta’ala.
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَالْخَلاَئِقِقَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ- قَالَ -وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ .رواه مسلم عن عبد الله بنعمرو بن العاص 6919
“Allah telah menetapkantakdir-takdir semua makhluk sebelum Dia menciptakan langit dan bumi semenjak lima puluh ribu tahun -(perawi) berkata-:dan Arsy-Nya berada diats samudera.”HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin al‘Ash ra (6919)
Allah Ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍإِلَّابِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّشَيْءٍعَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yangberiman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. At Thaghabun:11)

Nilai dan Hikmah dibalik Musibah

Jika kita mentadabburi ayat-ayat kauniyah Allah Tabaraka wa Ta’ala yang berbicara tentang bagaimana Allah memainkan peran-Nya dalam mengatur alam semesta ini, maka pada semua yang terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi, terdapat hikmah yang sangat agung lagi mulia, yang bermuara pada satu hal yakni kebaikan si hamba dunia dan akhirat, siapa yang rela dan pasrah menerima baginya keridho’an Allah dan siapa yang marah serta berburuk sangka baginya murka dan siksa Allah.
Rasulullah Shalallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَعِظَمِالْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَفَلَهُالرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
“Besarnya pahala bersama dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka, maka siapa rela ikhlas menerimanya ia akan mendapatkan keridho’an-Nya dan siapa yang marah dengan ujian itu maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya.”(HR. atTirmidzi 2576, Ibnu Majah 4167)
Hadits tersebut menunjukkan bahwa ada musibah yang nilainya adalah ujian bagi orang-orangyang beriman agarAllah membuktikan kecintaan-Nya kepadanya, disamping itu Allah juga hendak menghapus dosa-dosanya dan hendak menaikkan derajatnya ketempat yang paling tinggi disisi-Nya.
RasulullahShalallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَمِنْشَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّعَنْهُبِهَا خَطِيئَةً.رواه مسلم عن عائشة 6727
“Tidaklah seorang mukmin tertusuk oleh duri atau yang lebih dari itu kecuali dengan itu Allah meninggikannya satu derajat atau menghapus darinya satu kesalahan.” HR.Muslimdari ‘Aisyah ra (6727)
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَمِنْوَصَبٍ وَلاَ نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ وَلاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلاَّكُفِّرَبِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ  . رواه مسلم عن أبيسعيدالخدري و أبي هريرة 6733
“Tidaklah seorang mukmin terkena satu penyakit, atau menderita kepayahan, atau kelelahan, atau kesedihan hingga kegundahan yang menggelisahkannya kecuali dengannya Allah menghapuskan kesalahan-kesalahannya.”HR.Muslim dari Abu Sa’id al Khudry ra dan Abu Huairahra (6733)
Ada pula musibah sebagai bentuk peringatan Allah kepada ummat manusia, untuk kembali kepada-Nya, meninggalkan segala bentuk maksiat.
وَمَا نُرِيهِم مِّنْآيَةٍإِلَّا هِيَ أَكْبَرُ مِنْ أُخْتِهَا وَأَخَذْنَاهُم بِالْعَذَابِ لَعَلَّهُمْيَرْجِعُونَ
“Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. Az Zukhruf :48)
وَلَقَدْ أَهْلَكْنَامَاحَوْلَكُم مِّنَ الْقُرَى وَصَرَّفْنَا الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali(bertaubat).”(Qs.Al Ahqof: 27)
Dan beberapa firman Allahlainnya berikutini:
وَحَرَامٌ عَلَى قَرْيَةٍأَهْلَكْنَاهَاأَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
“Sungguh tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami).” (Qs. Al Anbiya’ : 95)
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِيالْبَرِّوَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِيعَمِلُوالَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali(ke jalan yang benar).” (Qs. Ar Ruum :41)
وَلَنُذِيقَنَّهُمْمِنَالْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).”(Qs. As Sajdah :21)
Dan yang kita takuti adalah ketika musibah itu sebagai azab Allah, dan ia tidak datang kecuali kepada kaum yang durhaka lagi melampaui batas.
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُمْبَأْسُنَابَيَاتاً وَهُمْ نَآئِمُونَ.  أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنيَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ.  أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللّهِ فَلاَيَأْمَنُمَكْرَ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ .
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka dimalam hari diwaktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah(yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Qs. Al A’rfaf: 97-99)
SemogaAllah mengampuni dosa-dosadan kesalahan kita, dan semoga Allah mengangkat musibah-musibah yang menimpa kita, dan kita doakan semoga kaum muslimin yang tertimpa musibah-musibah itu diberi kesabaran dan diberikan balalasan yang berlipat ganda disisi-Nya.
Hubungan Kausalitas(sebab-musabab)
Dengan melihat ayat-ayat alQuranul Karim diatas, maka apapun yang terjadi di alam semesta ini tidak terlepas dari ketetapan Allah secara kauniyah, akan tetapi yang dapat kita perhatikan untuk diambil pelajarannya adalah bahwa musibah itu terjadi memang semata-mata kehendak-Nya, namun adapula musibah yangterjadi lantaran terkait secara kausalitas (hubungan sebab musabab) olehkarenanya Allah berfirman:
وَمَاأَصَابَكُم مِّنمُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yangmenimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatantanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (darikesalahan-kesalahanmu).” (Qs. Asy Syuro’: 30)
ظَهَرَالْفَسَادُ فِيالْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمبَعْضَ الَّذِيعَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs.Ar Ruum: 41)
Contohyang kedua iniadalah banjir, longsor, kebakaran, kecelakaan dan sebagainya yang sangat dipengaruhi oleh factor human error (kesalahan manusia).

Yang dapat mengangkat azab dan siksa

Hanya Allah Tabaraka wa Ta’ala saja dapat mengangkat dan menghilangkan musibah-musibah yang menimpa kita saat ini, tidak ada Dzat selain-Nya yang kuasa untuk itu, maka sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk kembali rujuk, bermunajat/ memohon kepada Rabb alam semesta ini untuk mengganti segala bentuk musibah ini dengan nikmat dan karunia-Nya. Sudah barang tentu disana terdapat konsekwensinya yang secara logis dapat kita fahami, yakni kita wajib mentauhidkan-Nya, beribadah kepada-Nya, menegakkan syariat-Nya, dan menjauhi segala bentuk kesyirikan, kekufuran, kemaksiatan,kezhaliman, kefasikan, dan semua yang dapat mendatangkan murka-Nya danazab-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ اللّهُلِيُعَذِّبَهُمْوَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”(Qs.Al Anfal: 33)
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَوَعَمِلَعَمَلاً صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍوَكَانَاللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejelekan(keburukan)mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al Furqon: 70)
Dari dua ayat al Qurandiatas kita simpulkan bahwa Allah akan mengangkat dan menghilangkan azab-Nya dengan beberapa sebab:
1.   Keberadaan Nabi Muhammad Shalallahu‘alaihi wa sallam berada ditengah-tengah   ummat manusia. Sebab itu sudah tidak ada.
2.    Istighfar
3.    Taubat.
4.    Beriman.
5.   Beramal Shaleh.

0 comments:

Post a Comment