Seperti dikutip dalam hadist
" Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa kaum mu'minin pria atau wanita, yang mengenai dirinya, hartanya, anaknya, tetapi dia tetap bersabar, dia akan menemui Allah dalam keadaan tiada berdosa" HR Turmudi
Kebanyakan manusia memahami musibah
hanya sebatas perkara-perkara dan kejadian-kejadian yang tidak
mengenakkan, menyusahkan, menyulitkan dan menyedihkan, menghancur luluh
lantakkan segala yang ada diatas bumi.
Pemaknaan seperti ini tidak seluruhnya salah,karena memang istilah
musibah tersebut telah mengambil konotasi negative diatas dalam porsi
yang cukup besar, pasalnya amat sedikit manusia yang menyadari bahwa
kesenangan, kegembiraan, harta kekayaan hingga kesehatan dan ilmu
pengetahuan pun adalah musibah (ujian) atas dirinya.
Ibnu Manzhur dalam LisanulArab (1/534)
bahwa setiap yang turun dari atas ke bawah dan musibah adalah setiap
yang terjadi sepanjang masa. Dalam kitab Tasliyah Ahli Mashaaib(1/13)
disebutkan bahwa hakikat musibah adalah hal-hal yang tidak disukai.
AlQurthuby mengatakan segala sesuatu yang menyakitkan menimpa orang
beriman. Diriwayatkan dari Ikrimah secara mursal: “Pada suatu malam
lampu tempel di rumah Rasulullah padam, lantas beliau mengatakan: “Inna
lillahi wa inna ilaihiraji’un,” kemudian dikatakan: Apakah telah terjadi
satu musibah yang Rasulallah?Beliau menjawab: “Ya,segala sesuatu yang
menyusahkan adalah musibah.”
Fitnah adalah cobaan-ujian.Asal katanya
berasal dari fatantual fidhdhah wa al dzahab artinya aku membakarnya
(meleburkannya) kedalam api untuk memisahkan kadar elemen yang baik dan
buruk (Lisanul Arab (13/317) . Allah Ta’ala menjadikan kebaikan dan
keburukan sebagai fitnah (ujian) untukmengetahui siapa yang baik amalnya
danyang tidak. Firman-Nya:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُالْمَوْتِوَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwaakan merasakan
mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan.” (Qs. Al Anbiya’: 35)
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَوَالْحَيَاةَلِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs.Al Mulk: 2)
Banyak manusia yang ketika diuji dengan kesusahan ia bersabar, namun
sedikit manusia yang ketika diuji dengan kesenangan ia bersyukur kecuali
orang-orang yang dirahmati Allah Ta’ala dari kalangan orang-orang
beriman. Contohnya Fir’aun yang kufur ketika diuji dengan kekuasaan,
Qorun yang kufur ketika diuji dengan kekayaan, Bushaisha’ yang kufur
ketika diuji dengan ilmu al Kitab, dan masih banyak contoh ujian-ujian
yang menyangkut kekuasaan -pangkat dan jabatan-, kekayaan-emas, perak,
tempat tinggal, kendaraan, sawah ladang-, popularitas -pengaruh dan
pengikut-, kesenangan duniawi -kesehatan, kecantikan, isteri dan
anak-anak-, dan lain sebagainya. Sebagai seorang mukmin sikap yang
sebenarnya adalah:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِإِنَّ أَمْرَهُ
كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ
أَصَابَتْهُسَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُوَإِنْ أَصَابَتْهُ
ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًالَهُ . رواهمسلم عن صهيب 7692
“Amat mengagumkan urusan orang yang
beriman, semua keadaannya adalah baik. Hal itu tidak terjadi kecuali
pada diri si mukmin. Apabila ia mendapatkan kesenangan bersyukur dan itu
baik baginya, namun jika ia tertimpa kesusahan bersabar dan itupun baik
baginya.” HR.Muslimdari Shuhaib ra (7692)
Oleh karenanya AllahTa’alaberfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْلَئِنشَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan(ingatlah juga),tatkala Rabbmu
memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamubersyukur, pasti Kamiakan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamumengingkari (nikmat-Ku),
makasesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Qs.Ibrahim: 7)
قَالَ هَذَا مِن فَضْلِرَبِّيلِيَبْلُوَنِي
أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ
لِنَفْسِهِوَمَنكَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Ia (Nabi Sulaiman) pun berkata: “Ini
termasuk kurnia Rabbku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi
MahaMulia”. (Qs. An Naml:40)
Kita meyakini bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan segala sesuatu dalam Lauh Mahfuzh semenjak lima puluh ribu tahun lamanya sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Maka apapun yang terjadi didalam kekuasaan-kerajaan-Nya dilangit dan di bumi tidak terlepas dari kehendak-Nya Tabaraka Wa Ta’ala.
كَتَبَ اللَّهُ
مَقَادِيرَالْخَلاَئِقِقَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ
بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ- قَالَ -وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ .رواه مسلم
عن عبد الله بنعمرو بن العاص 6919
“Allah telah menetapkantakdir-takdir
semua makhluk sebelum Dia menciptakan langit dan bumi semenjak lima
puluh ribu tahun -(perawi) berkata-:dan Arsy-Nya berada diats
samudera.”HR. Muslim dari Abdullah bin ‘Amr bin al‘Ash ra (6919)
Allah Ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍإِلَّابِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّشَيْءٍعَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibahpun yang menimpa
seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yangberiman kepada
Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. At Thaghabun:11)
Jika kita mentadabburi ayat-ayat
kauniyah Allah Tabaraka wa Ta’ala yang berbicara tentang bagaimana Allah
memainkan peran-Nya dalam mengatur alam semesta ini, maka pada semua
yang terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi, terdapat hikmah
yang sangat agung lagi mulia, yang bermuara pada satu hal yakni
kebaikan si hamba dunia dan akhirat, siapa yang rela dan pasrah menerima
baginya keridho’an Allah dan siapa yang marah serta berburuk sangka
baginya murka dan siksa Allah.
Rasulullah Shalallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَعِظَمِالْبَلاَءِ
وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ
رَضِىَفَلَهُالرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
“Besarnya pahala bersama dengan besarnya
ujian, dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan
menguji mereka, maka siapa rela ikhlas menerimanya ia akan mendapatkan
keridho’an-Nya dan siapa yang marah dengan ujian itu maka ia akan
mendapatkan kemurkaan-Nya.”(HR. atTirmidzi 2576, Ibnu Majah 4167)
Hadits tersebut menunjukkan bahwa ada
musibah yang nilainya adalah ujian bagi orang-orangyang beriman
agarAllah membuktikan kecintaan-Nya kepadanya, disamping itu Allah juga
hendak menghapus dosa-dosanya dan hendak menaikkan derajatnya ketempat
yang paling tinggi disisi-Nya.
RasulullahShalallahu‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَمِنْشَوْكَةٍ فَمَا
فَوْقَهَا إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّعَنْهُبِهَا
خَطِيئَةً.رواه مسلم عن عائشة 6727
“Tidaklah seorang mukmin tertusuk oleh
duri atau yang lebih dari itu kecuali dengan itu Allah meninggikannya
satu derajat atau menghapus darinya satu kesalahan.” HR.Muslimdari
‘Aisyah ra (6727)
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَمِنْوَصَبٍ وَلاَ
نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ وَلاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ
إِلاَّكُفِّرَبِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ . رواه مسلم عن أبيسعيدالخدري و أبي
هريرة 6733
“Tidaklah seorang mukmin terkena satu
penyakit, atau menderita kepayahan, atau kelelahan, atau kesedihan
hingga kegundahan yang menggelisahkannya kecuali dengannya Allah
menghapuskan kesalahan-kesalahannya.”HR.Muslim dari Abu Sa’id al Khudry
ra dan Abu Huairahra (6733)
Ada pula musibah sebagai bentuk
peringatan Allah kepada ummat manusia, untuk kembali kepada-Nya,
meninggalkan segala bentuk maksiat.
وَمَا نُرِيهِم مِّنْآيَةٍإِلَّا هِيَ أَكْبَرُ مِنْ أُخْتِهَا وَأَخَذْنَاهُم بِالْعَذَابِ لَعَلَّهُمْيَرْجِعُونَ
“Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada
mereka sesuatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari
mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami timpakan kepada mereka azab
supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. Az Zukhruf :48)
وَلَقَدْ أَهْلَكْنَامَاحَوْلَكُم مِّنَ الْقُرَى وَصَرَّفْنَا الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah
membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan
tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka
kembali(bertaubat).”(Qs.Al Ahqof: 27)
Dan beberapa firman Allahlainnya berikutini:
وَحَرَامٌ عَلَى قَرْيَةٍأَهْلَكْنَاهَاأَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
“Sungguh tidak mungkin atas (penduduk)
suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali
(kepada Kami).” (Qs. Al Anbiya’ : 95)
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِيالْبَرِّوَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ
الَّذِيعَمِلُوالَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan didarat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali(ke jalan yang benar).” (Qs. Ar Ruum :41)
وَلَنُذِيقَنَّهُمْمِنَالْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada
mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih
besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang
benar).”(Qs. As Sajdah :21)
Dan yang kita takuti adalah ketika
musibah itu sebagai azab Allah, dan ia tidak datang kecuali kepada kaum
yang durhaka lagi melampaui batas.
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن
يَأْتِيَهُمْبَأْسُنَابَيَاتاً وَهُمْ نَآئِمُونَ. أَوَأَمِنَ أَهْلُ
الْقُرَى أَنيَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ.
أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللّهِ فَلاَيَأْمَنُمَكْرَ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ
الْخَاسِرُونَ .
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu
merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka dimalam hari
diwaktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu
merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari
sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka
merasa aman dari azab Allah(yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa
aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (Qs. Al A’rfaf:
97-99)
SemogaAllah mengampuni dosa-dosadan
kesalahan kita, dan semoga Allah mengangkat musibah-musibah yang menimpa
kita, dan kita doakan semoga kaum muslimin yang tertimpa
musibah-musibah itu diberi kesabaran dan diberikan balalasan yang
berlipat ganda disisi-Nya.
Hubungan Kausalitas(sebab-musabab)
Dengan melihat ayat-ayat alQuranul Karim
diatas, maka apapun yang terjadi di alam semesta ini tidak terlepas
dari ketetapan Allah secara kauniyah, akan tetapi yang dapat kita
perhatikan untuk diambil pelajarannya adalah bahwa musibah itu terjadi
memang semata-mata kehendak-Nya, namun adapula musibah yangterjadi
lantaran terkait secara kausalitas (hubungan sebab musabab)
olehkarenanya Allah berfirman:
وَمَاأَصَابَكُم مِّنمُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yangmenimpa kamu
maka adalah disebabkan oleh perbuatantanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (darikesalahan-kesalahanmu).” (Qs. Asy Syuro’:
30)
ظَهَرَالْفَسَادُ فِيالْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمبَعْضَ الَّذِيعَمِلُوا
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan didarat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).” (Qs.Ar Ruum: 41)
Contohyang kedua iniadalah banjir,
longsor, kebakaran, kecelakaan dan sebagainya yang sangat dipengaruhi
oleh factor human error (kesalahan manusia).
Hanya Allah Tabaraka wa Ta’ala saja
dapat mengangkat dan menghilangkan musibah-musibah yang menimpa kita
saat ini, tidak ada Dzat selain-Nya yang kuasa untuk itu, maka sudah
menjadi kewajiban kita bersama untuk kembali rujuk, bermunajat/ memohon
kepada Rabb alam semesta ini untuk mengganti segala bentuk musibah ini
dengan nikmat dan karunia-Nya. Sudah barang tentu disana terdapat
konsekwensinya yang secara logis dapat kita fahami, yakni kita wajib
mentauhidkan-Nya, beribadah kepada-Nya, menegakkan syariat-Nya, dan
menjauhi segala bentuk kesyirikan, kekufuran, kemaksiatan,kezhaliman,
kefasikan, dan semua yang dapat mendatangkan murka-Nya danazab-Nya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ اللّهُلِيُعَذِّبَهُمْوَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan
mengazab mereka, sedang kamu (Muhammad) berada di antara mereka. Dan
tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta
ampun.”(Qs.Al Anfal: 33)
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَوَعَمِلَعَمَلاً
صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ
حَسَنَاتٍوَكَانَاللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“kecuali orang-orang yang bertaubat,
beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejelekan(keburukan)mereka
diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Qs. Al Furqon: 70)
Dari dua ayat al Qurandiatas kita simpulkan bahwa Allah akan mengangkat dan menghilangkan azab-Nya dengan beberapa sebab:
1. Keberadaan Nabi Muhammad Shalallahu‘alaihi wa sallam berada ditengah-tengah ummat manusia. Sebab itu sudah tidak ada.
2. Istighfar3. Taubat.
4. Beriman.
5. Beramal Shaleh.
0 comments:
Post a Comment