Marah adalah satu sifat di antara sifat-sifat yang Allah Subhanahu wa ta’ala anugerahkan kepada manusia. Marah juga merupakan suatu yang manusiawi, semua orang bisa saja marah di manapun dan dalam keadaan apapun. Ada orang yang marah ketika mendapat pelayanan kurang profesional di perkantoran, ada juga yang marah ketika terganggu ketenangannya, bahkan ada juga yang marah hanya karena permasalahan ringan dan sepele. Bagaimanapun marah adalah salah satu tabiat yang tidak bisa di hapuskan dari manusia.
Dalam sebuah hadist dikisahkan suatu hari datang seorang laki-laki meminta nasehat kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah menasehatinya dengan berkata “janganlah kamu marah!”. Nasehat ini beliau ulangi hingga berkali-kali kepada lelaki tersebut.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم أوصني ، قال : لا تغضب فردد مرارا قال : لا تغضب (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW; “Berilah aku wasiat?” beliau bersabda: “Janganlah kamu marah.” Laki-laki itu mengulangi kata-katanya, beliau tetap bersabda: “Janganlah kamu marah.” (HR. Bukhari)
Seperti yang telah di ketahui bahwa marah adalah sifat yang tidak bisa dihilangkan dari manusia. Akan tetapi tidaklah ada penyakit melainkan akan ada obatnya, tidak pula ada racun kecuali ada penawarnya. Maka Islam mengajarkan beberapa hal yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim ketika kemarahan menguasai dirinya.
1. (1) Meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan setan.
Pada saat marah setan akan membangkitkan seluruh amarah di dalam hati manusia, sehingga tanpa sadar seseorang mengucapkan perkataan-perkataan kotor yang tidak pantas untuk diucapkan. Dalam kondisi lain seseorang yang sedang dalam keadaan marah juga bisa saling membunuh satu sama lain.
وقال صلى الله عليه وسلم : إذا غضب الرجل فقال أعوذ بالله ، سكن غضبه -صحيح الجامع الصغير:695
Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan; 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya."
2. (2) Berwudhu.
قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: إنَّ الغضبَ من الشيطان، وإنَّ الشيطان خُلِقَ من النارِ، وإنما تُطْفَأُ النارُ بالماء، فإذا غَضِبَ أحدُكم، فَلْيَتَوَضأْ -رواه أبو داود
Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,”sesungguhnya marah itu dari setan,dan setan itu diciptakan dari api,sedangkan api dimatikan dengan air,maka apabila salah seorang dari kalian marah,berwudhulah.”(HR.Abu Dawud)
3. (3) Orang yang marah hendaknya diam.
Mayoritas orang akan mengungkapkan kemarahan dengan lisan, pada saat inilah dimungkinkan seorang akan mengucapkan kata-kata kufur, istihza, dan talaq. Na’udzubillah
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إذا غضب أحدكم فليسكت (رواه الإمام أحمد)
Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,”jika seseorang diantara kalian marah,maka hendaknya dia diam.”(HR.Imam Ahmad)
4. (4) Mengingat pahala yang besar bagi siapa yang bisa menahan amarah.
من كظم غيظاً وهو قادر على أن ينفذه ، دعاه الله عز وجل على رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره من الحور العين ماشاء رواه أبو داود 4777 وغيره
"Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari yang ia kehendaki."(HR.Abu Dawud)
وعن أبي الدرداء رضي الله عنه قال قال رجل لرسول الله صلى الله عليه وسلم دلني على عمل يدخلني الجنة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا تغضب ولك الجنة - رواه الطبراني
Dari Abu darda’ ra berkata, bertanya seorang lelaki kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam;tunjukkan padaku amalan yang menjadikan aku masuk surga ,bersabda Rasulullah;Janganlah kamu marah maka bagimu surga.(HR.Attabrani)
5. (5) Memahami bahwa menahan marah adalah salah satu ciri orang bertaqwa.
…والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين....
" … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran:134)
Di ayat sebelumnya Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bersegera meminta ampunan dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, surga itu disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Kemudian ciri-ciri orang bertaqwa itu di sebutkan oleh Allah di ayat tersebut.
Inilah beberapa hal yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim ketika amarah menguasai dirinya.
Kapankah marah itu dianjurkan ?
Tidak semua api itu berbahaya dan tidak semua air itu menghanyutkan. Begitu juga tidak semua marah itu dilarang dan harus diredam, karena ada saatnya marah itu dianjurkan bahkan bisa jadi marah itu adalah sebuah keharusan.
kemarahan inilah yang dinamakan dengan marah karena Allah, marah ketika perintah-Nya dilanggar,marah ketika syari’at-Nya dipermainkan, marah ketika saudara seiman dibantai sebagai tumbal kekuasaan. Dalam keadaan inilah seseorang yang tidak menampakan kemarahannya dapat dikategorikan dalam keadaan lemah iman.
Marahlah seperti ini telah di contohkan oleh Nabi Musa alaihissalam ketika mendapati kaumnya membuat patung sapi untuk dijadikan sesembahan selain Allah.
وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَى إِلَى قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفاً قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُونِي مِنْ بَعْدِي أَعَجِلْتُمْ أَمْرَ رَبِّكُمْ وَأَلْقَى الْأَلْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ قَالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكَادُوا يَقْتُلُونَنِي فَلا تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءَ وَلا تَجْعَلْنِي مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim" (al-A'raf: 150)
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kekuatan kepada kaum muslimin untuk dapat mengerjakan segala kebaikan dan meninggalkan semua kemungkaran. Wallahu ta’ala a’lam.(ihsan99)
0 comments:
Post a Comment