Bulan Ramadhan telah
tiba. Bulan yang begitu dirindukan oleh kaum muslimin. Bulan yang penuh barakah
dan fadhilah. Bulan yang didalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dari
1000 bulan. Pada awal bulan ini seorang penyeru akan berseru, Wahai pencari kebaikan
sambutlah dan wahai pencari keburukan hentikanlah. Dalam sebuah hadits
disebutkan:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم : إذا كان أول ليلة من شهر رمضان، صُفّدت الشياطين ومردة الجنّ، وأغلقت
أبواب النار، فلم يفتح منها باب، وفتحت أبواب الجنة فلم يغلق منها باب، وينادي
منادٍ: يا باغي الخير أقبل، ويا باغي الشرِ أقصر. ولله عتقاء من النار وذلك كل
ليلة )رواه الترمذي وابن ماجه
(
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika pada awal malam bulan
Ramadhan maka para syetan dan pemimpin jin terbelenggu. pintu-pintu neraka
ditutup dan tidak satu pintupun terbuka dan pintu-pintu surga dibuka dan tidak
satu pintupun tertutup lalu ada suara yang menyeru: “Wahai pencari kebaikan, sambutlah!
Dan wahai pencari keburukan, cukuplah! Dan Allah mempunyai orang-orang yang
dimerdekakan dari neraka dan yang demikian itu pada setiap malam!”. (HR
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Tipe Manusia dalam Menyambut Ramadhan
Setidaknya ada 3 tipe manusia dalam menyambut bulan
Ramadhan
Pertama, mereka yang sedih dengan datangnya bulan
Ramadhan. Mereka ini adalah orang-orang yang suka berbuat kemaksiatan kepada
Allah SWT. Bagi mereka datangnya bulan Ramadhan adalah sebuah petaka, karena
mereka harus menghentikan perbuatan kemaksiatan yang telah biasa mereka lakukan
dan itu terasa berat. Karena itu, orang-orang seperti ini akan mengisi Ramadhan
dengan perbuatan yang tidak bermanfaat seperti main catur, kartu, game, tidur
dan semisalnya.
Kedua, mereka yang bergembira dengan datangnya
bulan Ramadhan bukan karena bulan Ramadhan itu bulan penuh berkah dan fadhilah,
tapi lebih kepada motif ekonomi. Bahwa datangnya bulan Ramadhan akan
mendatangkan keuntungan rupiah yang melimpah. Karena itu orang-orang seperti
ini akan mengisi waktu ramadhannya dengan kesibukan untuk mencari barang
dagangan, mempersiapkan stok, menghias toko agar menarik, semua dengan tujuan
agar dagangannya laris. Bahkan kesibukan mereka semakin meningkat ketika
Ramadhan berada di 10 hari terakhir. Hari-hari yang semestinya digunakan untuk
meningkatkan ibadah kepada Allah karena di dalamnya terdapat satu malam yang
lebih baik dari 1000 bulan, tapi yang terjadi justru mereka meningkatkan
aktivitas perdagangannya.
Ketiga, mereka yang bergembira dengan datangnya
bulan Ramadhan karena bulan ini adalah bulan penuh berkah dan fadhilah. Mereka
ini adalah orang-orang yang suka beramal shalih. Bagi mereka datangnya bulan
Ramadhan adalah sebuah kesempatan emas untuk semakin banyak meningkatkan amal
shalih. Mereka akan semakin banyak membaca Alquran, semakin banyak bersedekah,
semakin banyak shalat, semakin banyak beristighfar dan bertaubat, semakin
banyak berbuat baik kepada yang lainnya dan sebagainya.
Amal Kebaikan pada Bulan Ramadhan
Ada banyak amal kebaikan yang bisa dilakukan untuk
mengisi bulan Ramadhan. Berikut di antaranya:
- Puasa
Allah SWT memerintahkan berpuasa di bulan Ramadhan
sebagai salah satu rukun Islam.
يا
أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كُتِبَ عَلَى الذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (Al-Baqarah: 183).
Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan berdasarkan
iman dan hanya mengharapkan pahala dari Allah SWT, maka dosa-dosanya yang telah
lampau akan diampuni. Ini berdasar pada hadits Rasulullah saw dari Abu Hurairah
r.a.
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban
(dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Tentunya puasa yang dimaksud tidaklah sekedar
berpuasa makan dan minum, tetapi juga berpuasa pendengaran, penglihatan, lisan,
dan seluruh anggota tubuh. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah
saw bersabda, “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan
perbuatannya, maka Allah tidak butuh dengan ia meninggalkan makan dan
minumnya.” (HR. Bukhari).
- Qiyam Ramadhan
(Shalat tarawih)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ
قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan
Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Qiyam Ramadlan adalah ibadah yang berpahala besar
yang senantiasa dirutinkan oleh para shahabat dan generasi setelahnya. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melakukannya secara berjama’ah selama tiga
malam, lalu beliau tinggalkan karena khawatir di wajibkan atas umatnya. Imam
Abdurrazzaq meriwayatkan dalam mushannafnya (2/264 no 7746) dengan sanad yang
shahih kepada Aisyah rdliyallahu ‘anha, ia berkata:
صَلَّى
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لَيْلَةً فِي شَهْرِ رَمَضَانَ
فِي الْمَسْجِدِ وَمَعَهُ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى الثَّانِيَةَ فَاجْتَمَعَ تِلْكَ
اللَّيْلَةَ أَكْثَرَ مِنَ الْأُوْلَى فَلَمَّا كَانَتِ الثَّالِثَةَ أَوْ
الرَّابِعَةَ امْتَلَأَ الْمَسْجِدُ حَتَّى غَصَّ بِأَهْلِهِ فَلَمْ يَخْرُجْ
إِلَيْهِمْ فَجَعَلَ النَّاسُ يُنَادُوْنَهُ الصَّلَاةَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ
عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مَا زَالَ النَّاسُ يَنْتَظِرُوْنَكَ الْبَارِحَةَ يَا
رَسُوْلَ اللهِ قَالَ أَمَا أَنَّهُ لَمْ يَخْفَ عَلَيَّ أَمْرُهُمْ وَلَكِنِّيْ
خَشِيْتُ أَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِمْ.
“Suatu malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam shalat di bulan Ramadlan di masjid bersama beberapa orang. Di malam
kedua beliau kembali shalat, dan orang-orang yang ikut shalat lebih banyak dari
malam pertama. Ketika di malam ketiga atau keempat, masjid menjadi penuh
sampai-sampai beliau masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar. Maka orang-orang
memanggil beliau, “Shalat !” Di pagi harinya, Umar bin Al Khathab berkata,
“Tadi malam orang-orang menunggumu hai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Perbuatan
mereka tidak tersembunyi bagiku, akan tetapi aku khawatir di wajibkan atas
mereka.”
Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab RA, shalat
Tarawih kembali dilakukan secara berjamaah di Masjid. Dan hal itu disepakati
oleh semua sahabat Rasulullah SAW pada masa itu.
Dan bagi siapa yang melaksanakan shalat Tarawih
hendaknya mengerjakannya bersama jama’ah sehingga akan dicatat dalam golongan
qaimin, karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Siapa yang
shalat bersama imamnya sehingga selesai, maka dicatat baginya shalat sepanjang
malam.” (HR. Ahlus Sunan).
- Membaca Al Quran
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran.
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)
Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Al-Baqarah: 185).
Karena itu pada bulan ini sudah selayaknyalah
seorang muslim memperbanyak dalam membaca Al Quran. Adalah Rasulullah saw
Rasulullah SAW selalu memperbanyak membaca Alquran di hari-hari Ramadhan,
seperti diceritakan dalam hadis Aisyah RA, ia berkata: “Saya tidak pernah
mengetahui Rasulullah SAW membaca Alquran semuanya, shalat sepanjang malam, dan
puasa sebulan penuh, selain di bulan Ramadhan.” (HR Ahmad).
Dalam hadis Ibnu Abbas RA yang diriwayatkan
al-Bukhari, disebutkan bahwa Rasulullah SAW melakukan tadarus Alquran bersama
Jibril AS di setiap bulan Ramadhan.
Membaca AlQuran juga bisa menjadi syafat bagi
pembacanya sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Bacalah Alquran, sesungguhnya ia
datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi ahlinya (yaitu, orang yang
membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” (HR Muslim).
- Shadaqah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah
manusia paling dermawan. Dan beliau lebih demawan ketika di bulan Ramadhan.
Beliau menjadi lebih pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus
dengan lembut. Beliau bersabda, “Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah
pada bulan Ramadhan.” (HR. al-Tirmidzi dari Anas)
Sesungguhnya shadaqah di bulan Ramadhan memiliki
keistimewaan dan kelebihan, maka bersegeralah dan semangat dalam menunaikannya
sesuai kemampuan. Dan di antara bentuk shadaqah di bulan ini adalah:
- shadaqah dalam
bentuk uang. Termasuk dalam bentuk ini adalah zakat mal.
- shadaqah dalam
bentuk makan
Allah menerangkan tentang keutamaan memberi makan
kepada orang miskin, yatim, dan tawanan serta balasan yang akan didapatkan dalam
firman-Nya:
وَيُطْعِمُونَ
الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ
لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا إِنَّا نَخَافُ
مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًافَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ
الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً
وَحَرِيرًا
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya
kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami
memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari
itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka
dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan
kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka
(dengan) surga dan (pakaian) sutera.” (Al-Insan: 8-12)
Dalam sebuah hadits yang dibawakan oleh Abdullah
bin Salam, Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Wahai manusia,
tebarkan salam, berilah makan, sambunglah silaturahim, dan shalatlah malam di
saat manusia tidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat.” (HR.
Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani)
- Memberi hidangan
berbukan bagi orang puasa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Siapa yang memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang
berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun.” (HR. Ahmad, Nasai,
dan dishahihkan al-Albani)
Dan dalam hadits Salman Radhiyallahu ‘Anhu, “Siapa
yang memberi makan orang puasa di dalam bulan Ramadhan, maka diampuni dosanya,
dibebaskan dari neraka, dan baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi
tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya.”
- Melakukan Itikaf
Itikaf dalam bahasa adalah berdiam diri atau
menahan diri pada suatu tempat, tanpa memisahkan diri. Sedang dalam istilah
syar’i, itikaf berarti berdiam di Masjid untuk beribadah kepada Allah SWT
dengan cara tertentu, sebagaimana telah diatur oleh syariat.
Itikaf merupakan salah satu perbuatan yang
dikerjakan Rasulullah SAW, seperti yang diceritakan oleh Aisyah RA:
“Sesungguhnya Nabi SAW selalu i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan
Ramadhan sampai meninggal dunia, kemudian istri-istri beliau beri’tikaf sesudah
beliau.” (Muttafaqun alaih).
- Menghidupkan
malam-malam Lailatul Qadar
Lailatul qadar adalah malam kemuliaan yang lebih
baik dari pada seribu bulan. Menurut pendapat paling kuat, malam kemuliaan itu
terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, terlebih lagi pada malam-malam
ganjil, yaitu malam 21, 23, 25, 27, dan 29.
Malam itu adalah pelebur dosa-dosa di masa lalu,
Rasulullah SAW bersabda: “Dan barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatul
qadar semata-mata karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah SWT, niscaya
diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR Bukhari).
Yang dimaksud dengan menghidupkan lailatul qadar
adalah dengan memperbanyak shalat malam, membaca Alquran, zikir, berdoa,
membaca shalawat, tasbih, istighfar, i’tikaf, dan lainnya. Aisyah RA berkata,
‘Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan lailatul qadar, maka apa
yang aku ucapkan? Beliau menjawab, ‘Bacalah: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun, Yang suka mengampuni, ampunilah aku.”
- Melaksanakan
ibadah umrah
Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan
Ramadhan adalah melaksanakan ibadah umrah. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa
nilai pahalanya sama dengan melaksanakan ibadah haji. “Umrah di bulan Ramadhan
sama dengan ibadah haji.”
Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, beliau bersabda,
عُمْرَةً
فِي رَمَضَانَ حَجَّةٌ
“Umrah pada bulan Ramadhan menyerupai haji.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim) dalam riwayat lain, “seperti haji bersamaku.” Sebuah
kabar gembira untuk mendapatkan pahala haji bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam.
- Duduk di masjid
sampai matahari terbit
Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
apabila shalat Shubuh beliau duduk di tempat shalatnya hinga matahari terbit
(HR. Muslim). Imam al-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas, dari Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda,
مَنْ
صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ
الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ
تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
“Siapa shalat Shubuh dengan berjama’ah, lalu duduk
berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua raka’at, maka
baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna , sempurna.”
(Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Penutup
Itulah beberapa amal yang bisa dilakukan pada bulan
Ramadhan yang mulia ini. Sungguh hari-hari pada bulan itu akan terus berjalan
dan kemudian meninggalkan kita. Karena itu jangan biarkan ia lewat tanpa kita
isi dengan amal-amal shaleh. Jangan sampai kita termasuk di dalam kelompok
orang yang celaka sebagaimana disabdakan Rasulullah saw. dari Abu Hurairah,
“…Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang datang kepadanya Ramadhan
kemudian bulan tersebut berlalu sebelum diampuni untuknya (dosa-dosanya)…” (HR.
Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al jami’).
0 comments:
Post a Comment